Minggu, 04 November 2018

Literature

CHAPTER II LITERATURE REVIEW AND CONCEPTUAL FRAMEWORK A. Literature Review 1. Reading and Reading Comprehension a. Definition of Reading and Reading Comprehension According to Hoover and Gough (1990) in Flynn and Stainthorp (2006: 34), reading is the product of decoding and comprehension which means that reading is a result from an ability to decode the print words and to comperhend the language. In relation to the theory above, Nunan (1999: 249) states that reading is a set of skills which is required to make sense and derive meaning from the printed words. The activity of reading also involves the ability to decode the printed words in the key in reading. The decoding activity impacts the reader making sense. Reading also requires deriving meaning, which is also stated by Anderson (1996: 3). He also adds that reading is not only pronouncing the words correctly, but also comperhending what they mean. Moreover, reading is an activity in which the read negotiates meaning, by bringing to the text schemata for understanding it, and finally the comprehension toward the text is considered as the product of the negotiation (Brown, 2004: 189). In line with Brown, Spratt, et.al. (2005: 21) define reading as a process of responding to making sense of information, readers connect new knowledge obtained from the text with the knowledge they already know. Furthermore, Snow (2002: 9) states that reading comprehension is the process of simultaneously extracting and constructing meaning through interaction and involvement with written language. By doing those activities,students are expected to get the content of the reading materials and achieve their purpose and expectation. On the other hand, Klingner, Vaugh, and Broadman (2007: 8) define reading comperhension as complex processing involving interaction of many components, they are readers’ background knowledge, readers’ reading strategies, the text, readers’ interest in topic, readers’ knowledge of text type. Those components interact with one another in comperhending a printed text. When interference appears in those interactions, the readers gain their reading comperhension. In conclusion, based on the explanation above, reading is a process of decoding words from the text by interacting with the contexts and involving the readers’ background knowledge to comprehend them. When they read a text, they need actively relate their prior knowledge about the contexts. For example, when they read a story with pictures, they have to look at the pictures as well. They describe the context of the text. Therefore, meaning of a text is derived from the prior knowledge of the readers that interact with words in context of the text to make sense. b. The Importance of Reading There are some reasons why reading is important to get students to read especially reading English texts. Harmer (1998: 68) states that there are some reasons why reading becomes so important. First, reading gives many exposures to students’ language acquisition. They will unconsciously learn a new word, grammar and extract meaning of the word in contexts. When they read, they get

Rabu, 31 Oktober 2018

Pengambilan data penelitian

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan dan pengetahuan yang luas kepada kami. Selanjutnya sholawat dan salam mari kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan jalan keluar dari alam jahiliyah menuju alam ilmiyah.
Sehubungan dengan selesainya makalah ini kami bersyukur, semoga makalah ini bermanfaat, baik kepada diri sendiri atau kepada pembaca. Dengan makalah ini semoga memberikan wawasan yang luas, khususnya pada teknik pengumpulan data dalam penelitian.
Demikian pengantar dari kami semoga memberikan manfaat yang berkah. Amin

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Bukittinggi, 20 oktober 2018



penulis







BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan yang sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data.
Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Dan dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrument penelitian meruapakn bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena insrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Rumusan Masalah
Apa pengertian teknik pengumpulan data?
Apa saja bentuk-bentuk teknik pengumpulan data?
Apa saja ketettapan dalam menggunakan teknik pengumpulan data?
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian teknik pengumpulan data.
 Untuk mengetahui bentuk-bentuk teknik pengumpulan data.
 Untuk mengetahui ketetapan dalam menggunakan teknik pengumpulan data.




BAB 11
PEMBAHASAN

Pengertian teknik pengumpulan data
Data adalah unit informasi yang direkam media yang dapat dibedakan dengan dapat lain, dapat dianalisis dan relavan dengan program tertentu. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
Bentuk-Bentuk Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
Teknik pengumpulan data primer
Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpula dat primer dapat dilakukan dengan instrument sebagai  berikut :
1.Wawancara mendalam
Wawancara mendalam yaitu dengan cara memberikan pertanyaan langsung kepada sejumlah pihak terkait didasarkan pada percakapan intensif dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Metode wawancara ditujukan untuk informan penelitianyang telah ditetapkan.
2.Obsevasi
Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan untk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan berkenaan dengan topic penelitian.




Teknik pengumpulan data sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpula data yang dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang perlu untuk mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:
1.Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
2.Stufi dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada dilokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait.




Cara Ketetapan Menggunakan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data Kuantitatif
Wawancara (interview)
Dalam teknik wawanvara ini akan dilakukan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, selain itu ingin mengetahui hal-hal yang penting dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.

Dengan adanya teknik pengumpulan data ini berdasarkan pada lapran dari peneliti sendiri  yang didasarkan pada keyakinan pribadi sehingga hasil yang diinginkan benar-benar valid.
Dalam wawancara ini terdapat dua macam, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur digunakan apabila sudah terdapat masalah yang sudah pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.  Dengan demikian, harus ada persiapan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada serponden, pertanyaan itu harus benar-benar disusun dengan rapi.
Dalam wawancara ini selain terdapat pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada harus ada alat bantu lain sebagai pendukung, seperti tipe recorder, HP, Video dan lainnya sehingga apa yang menjadi jawaban dari responden akan terekam.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana penelitian tidak membawa pertanyaan-pertanyaan yang tersusun rapi. Dalam proses wawancara hanya mengugunakan garis-garis besar yang akan ditanyakan, selebihnya akan dikembangkan ketika sudah ada dilapangan sehingga hasil wawancara akan luas.
Dalam penelitian tidak terstruktur biasanya digunakan dalam penelitian pendahuluan, dengan penelitian awal ini akan mendapatkan data-data pendukung untuk memunculkan permasalahan yang akan diteliti sehingga peneliti dapat menentukan permasalahan atau variable apa yang akan diteliti dengan pasti.
Dengan demikian wawancara tidak terstruktur ini sangat penting dalam penelitian, dengan wawancara ini akan mendapatkan masalah yang menjadi focus penelitian. Namun wawancara ini tidak selamanya digunakan hanya pada penelitian pendahuluan, di dalam proses penelitian pun tidak masalah, tujuannya adalah untuk mencari data-data baru yang masih belum tercaver dalam wawancara terstruktur.
Kuesioner (Angket)
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberri seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Ada pula prinsip penulisan angket :
Isi dan tujuan pertanyaan
Bahasa yang digunakan
Tipe dan bentuk pertanyaan
Pertanyaan tidak mendua
Tidak menanyakan yang sudah lupa
Pertanyaan tidak menggiring
Panjang pertanyaan
Urutan pertanyaan
Prinsip pengukuran
Penampilan fisik angket.
Dari sepuluh prinsip di atas menunjukkan bahwa dalam penulisan angket tidak sekedar menyusun pertanyaan, melainkan harus berpegang pada prinsip yang sudah ditentukan.



Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga pada obyek-obyek alam yang lain.
Dari proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant observation.
Observasi Berperanserta (participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan berjalannya waktu peneliti terus melakukan penelitian dan ikut merasakan suka dukanya apa yang menjadi objek penelitian.
Observasi Nonpartisipan
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpertisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Sebagai contoh, dalam sebuah lembaga pendidikan seorang peneliti mengamati sebuah proses belajar mengajar dalam penelitian penggunaan metode pendidikan. Pada waktu itu maka peneliti harus mencatat dan pada akhirnya memberikan pengamatan.
Dilihat dari segi instrumen yang digunakan, maka obervasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: observasi tertruktur dan observasi tidak tersetruktur.
Observasi Terstruktur
Obserbasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Jadi observasi ini akan dilakukan apabila telah mengetahui dengan pasti apa yang menjadi variable dalam penelitian tersebut. Pedoman wawancara terstruktur dapat juga sebagai pedoman observasi, sehingga dalam observasi tidak perlu repot-repot untuk membuat lagi pedoman.
Observasi Tidak Terstruktur
Obserbasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini tidak jauh dari wawancara tidak terstruktur, intinya berjalan menuju ke lembaga secara langsung sekedar jalan-jalan namun sambil mengamati.
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik mendapatkan data dari berbagai sumber media, baik dari dokumen, video, camera, surat kabar, makalah, bulletin dan lainnya, dengan adanya dokumen ini akan terdapat informasi yang sekiranya sesuai dengan variable penelitian.

Dari beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif ini akan mendapatkan data-data yang diharapkan valid dan sesuai dengan harapan peneliti sehingga penelitian yang dilakukan tidak sia-sia.



Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Dalam teknik pengumpulan data kualitatif tidak jauh beda dari kuantitatif, hanya saja dalam teknik yang ada di kualitatif dikurangi dalam pengumpulan datanya. Adapun dalam kualitatif terdapat tiga teknik yang sudah lumrah digunakan dalam penelitian, yaitu: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan untuk angket tidak digunakan, karena peneliti di dalam penelitian kualitatif sebagai instrument kunci, artinya semua yang ngatur dalam proses penelitian adalah peneliti dan juga harus melebur di dalamnya








Literature

CHAPTER II LITERATURE REVIEW AND CONCEPTUAL FRAMEWORK A. Literature Review 1. Reading and Reading Comprehension a. Definition of Reading and...